NEWS UPDATE :  

Artikel

Kedudukan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Menengah Kejuruan Yang Berdasarkan Yuridis Informal Psikologi, Sosial Budaya, Iptek Dan Globalisasi Oleh Ririn Setyorini, S.Psi

Abstrak

            Untuk dapat memahami keadaan siswa, pengajar konseling harus memiliki pengetahuan atau pemahaman tentang psikologi. Dengan pengetahuan ini, guru dapat mengidentifikasi ekspresi siswa saat memasuki ruang konseling dan memberikan jawaban yang tepat untuk kesulitan para siswanya. Ada beberapa yuridis didalam bimbingan konseling yaitu Psikologi, Sosial Budaya, Iptek Dan Globalisasi.

            Pada segi psikologi perilaku siswa dapat berubah saat mereka berkembang dan menjadi dewasa untuk menyelesaikan tujuan pertumbuhan yang harus dimodifikasi atau ditingkatkan untuk mengatasi tantangan hidup mereka dan menawarkan pengetahuan tentang masalah psikologis. Pada segi social budaya sangat berpengaruh terhadap perkembangan tingkah laku anak, karena setiap orang merupakan produk dari lingkungan sosial dan budaya di tempat tinggalnya. Pada segi Iptek teknologi dapat membantu instruktur konseling dalam mengurangi permsalahan serta memberikan solusi kepada siswa, meskipun mereka tidak diharuskan untuk menyajikan informasi di kelas, karena segala sesuatu mungkin dilakukan dengan teknologi modern saat ini.pada segi Globalisasi Penggunaan teknologi dapat mengubah praktik BK yang masih konvensional dan Dalam kondisi seperti inilah BK membutuhkan fungsinya untuk membantunya mengatasi kesulitan globalisasi saat ini. Salah satu minat BK adalah pemanfaatan alat atau media komunikasi, serta informasi elektronik, seiring dengan semakin kompleksnya teknologi

Setiap orang harus menanggung kesulitan yang tak berkesudahan dalam hidup. Untuk mengatasi masalah ini, orang harus mampu memecahkan masalah mereka sendiri, dimulai dengan mengenali kemampuan dan potensi mereka sendiri. Asal usul nasihat dan konseling dapat ditelusuri ke masalah kehidupan sehari-hari. Bimbingan adalah kegiatan yang disengaja dimaksudkan untuk menghasilkan perilaku yang diinginkan. Meskipun terapi adalah tempat untuk mendiskusikan kisah atau masalah dengan individu tepercaya, ini bukanlah forum untuk curhat. Bimbingan Konseling sejauh ini berpegang pada prinsip tersembunyi: setiap anak dengan masalah, baik yang berhubungan dengan sekolah, keluarga dan social. Maka dari itu BK menjadi tempat para siswa mencurahkan seluruh ide dan curahan hatinya serta segala permasalahannya. Dalam situasi ini, pengajar konseling harus mampu merahasiakan keluhan siswanya dan memberikan nasihat yang membangun.

Untuk dapat memahami keadaan siswa, pengajar konseling harus memiliki pengetahuan atau pemahaman tentang psikologi. Dengan pengetahuan ini, guru dapat mengidentifikasi ekspresi siswa saat memasuki ruang konseling dan memberikan jawaban yang tepat untuk kesulitan para siswanya. Psikologi adalah bidang ilmiah dan praktis yang menyelidiki melalui metode perilaku, fungsi mental, dan proses mental.

Ranah Psikolog berusaha untuk meningkatkan kualitas keberadaan manusia dengan memantau perilaku mental, individu, dan kelompok berdasarkan faktor fisiologis, neurologis, dan psikososial. Psikologi berfungsi untuk menjelaskan, memprediksi, dan mengatur perilaku manusia. Oleh karena itu, instruktur BK harus menguasai psikologi dan memiliki metode yang tepat untuk mengajarkan psikologi kepada siswa. Selain psikologi, ada faktor sosial dan budaya. Elemen sosial dan budaya bersifat intrinsik bagi manusia; dimanapun individu berada, unsur sosial dan budaya harus dilestarikan. Aspek sosial dan budaya seseorang juga dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggalnya. Ketika seseorang dapat berinteraksi dengan baik di lingkungannya, ia akan merasakan kenyamanan. Karena pada kenyataannya manusia tidak hidup untuk dirinya sendiri, melainkan untuk kebutuhan sosial manusia lainnya, manusia hidup untuk manusia lainnya. Budaya merupakan kebiasaan yang telah dipraktikkan sejak lama di suatu wilayah dan memberikan pengaruh positif bagi penduduknya. Ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan landasan bagi BK masa depan, di mana pengetahuan dan kapasitas teknologi akan semakin maju dari waktu ke waktu. Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berguna dalam bidang persekolahan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mempermudah penyelenggaraan dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Namun, dampak negatif dari sains dan teknologi tidak dapat diabaikan. Bahkan bisa jadi efek negatifnya lebih besar daripada manfaatnya jika penggunaannya tidak bisa diatur.

Orang tua sering kali menawarkan gadget sebagai mainan kepada anak-anak, terutama usia sekolah, agar anak tidak rewel. Namun, jika gadget tidak diatur secara memadai, anak-anak akan terpapar konten berbahaya, mereka akan menghabiskan berjam-jam di depan perangkat mereka, dan ini dapat merusak hubungan sosial mereka dan bahkan menyebabkan mereka berperilaku berbeda dari anak-anak lain. Dalam situasi ini, orang tua dan konselor dituntut untuk membimbing tingkah laku anak secara tepat. Semakin lama globalisasi ada, semakin banyak sains dan penemuan manusia telah berkembang. Semakin berkembang pola perilaku suatu komunitas, semakin besar kematangannya. Budaya barat yang merasuki bangsa timur, seperti pakaian dan bahasa, sangat bertolak belakang dengan budaya timur. Ini jelas mengubah perilaku individu. Ini jelas berlaku untuk kasus siswa. Untuk alasan ini, sangat penting untuk memiliki BK di sekolah untuk memberi tahu anak-anak tentang perilaku menyimpang.

 

PENTINGNYA BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

            Pada tahun 1960, layanan Bimbingan dan Konseling dikembangkan, namun baru sampai ke sekolah pada tahun 1975. Sejak awal perkembangannya, layanan Bimbingan dan Konseling telah mengalami beberapa peningkatan, termasuk perubahan tujuan dan hasil yang diinginkan. Melalui layanan bimbingan dan konseling, anak-anak pada hakikatnya diharapkan mampu menjadi manusia seutuhnya.

            Sebagaimana tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003, tujuan pendidikan nasional kita adalah sebagai berikut: (1) beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (2) berakhlak mulia; (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan; (4) sehat jasmani dan rohani; (5) memiliki kepribadian yang kuat dan mandiri; dan (6) memiliki rasa tanggung jawab sosial dan kebangsaan. Oleh karena itu, setiap sekolah penting untuk memantapkan proses pendidikan dengan baik guna mencapai tujuan pendidikan nasional.

            Oleh karena itu ketersediaan BK di sekolah menjadi sangat penting, terutama jika dilihat dari segi generasi, karena anak-anak yang mengikuti kelas SMP-SMA saat ini merupakan anggota generasi Z (Alpha), yaitu anak yang lahir setelah tahun 1995 (1997-2012). Generasi yang memiliki karakteristik:

1. Memanfaatkan teknologi untuk memenuhi kebutuhan

2. Memanfaatkan medsos untuk saling berinteraksi

3. Lebih individual, lebih global, berpikiran lebih terbuka, lebih cepat terjun ke dunia kerja, dan lebih wirausahawan

            Mengapa generasi ini memiliki karakteristik tersebut karena mereka lahir dalam masa perkembangan teknologi sehingga mereka terbiasa menggunakan alat-alat elektronik, mereka juga tumbuh saat orang-orang lebih senang hal-hal visual sehingga mereka cenderung suka membuat konten vidio.

BIMBINGAN DAN KONSELING YANG BERLANDASKAN YURIDIS INFORMAL PSIKOLOGI, SOSIAL BUDAYA, IPTEK DAN GLOBALISASI

                Setiap sekolah membutuhkan layanan bimbingan dan konseling, yang hanya dapat diberikan oleh orang atau pihak tertentu yang telah mempelajari ilmu atau pengetahuan yang berkaitan dengan masalah pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada orang lain. Karena hal ini terjadi di lingkungan sekolah, layanan bimbingan dan konseling dapat diberikan kepada siswa. siswa, tetapi tidak menutup kemungkinan anggota sekolah lainnya. Bimbingan dan konseling di sekolah disediakan oleh individu yang berfungsi atau, secara formal, Guru Pembimbing. Dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan layanan fungsional yang membutuhkan pengetahuan dan sikap profesional (Prayitno, 1999: 1).

            Bimbingan dan konseling termasuk membantu individu dalam mengarungi kompleksitas kehidupan. Mahasiswa tidak terkecuali dengan kaidah bahwa setiap manusia pasti memiliki kesulitan hidup yang sulit dipecahkan dan kompleks. Siswa menghadapi berbagai masalah di sekolah, termasuk kesulitan sosial, nilai buruk meskipun belajar, perilaku menyimpang seperti bullying, dan masih banyak lagi. Bimbingan dan Konseling dengan demikian dimasukkan di sekolah untuk membantu siswa dalam memahami diri mereka sendiri. Hal ini dapat dilihat dari kelebihan dan kekurangan anak-anak tersebut. Ketika anak-anak menyadari kekurangan mereka sendiri, mereka akan berpikir dan bersiap untuk meminimalkan kekurangan tersebut dan menghadapi dunia, khususnya lingkungan sekolah, dengan percaya diri.

            Dalam memahami perserta didik oleh pembimbing atau konselor ada beberapa hal yang melatarbelakangi Bimbingan dan Konseling tersebut. Adapun latar belakang yang dimaksud ialah :

1. Aspek Psikologis

            Memahami perilaku diri individu terkait erat dengan psikologi. Hal ini penting karena materi pelajaran adalah perilaku individu, yang harus dimodifikasi atau bahkan dikembangkan secara maksimal. Dalam hal ini, murid menjadi objek karena mereka sedang mengalami pertumbuhan yang cepat. Pertumbuhan anak-anak cenderung mempengaruhi pola perilaku sehari-hari mereka. Perubahan perilaku siswa tidak selalu seperti yang diperkirakan dan bisa saja ke arah yang buruk; dengan demikian, anak membutuhkan bantuan untuk menentukan bagaimana perilaku harus diterapkan. Signifikansi BK dari perspektif psikologis sangat relevan karena dapat menjelaskan mengapa setiap orang pada dasarnya adalah individu yang berbeda dengan kecerdasan, perasaan, sikap, kemampuan bersosialisasi, kebiasaan, perbedaan, dan kemampuan beradaptasi. Perilaku siswa dapat berubah saat mereka berkembang dan menjadi dewasa untuk menyelesaikan tujuan pertumbuhan yang harus dimodifikasi atau ditingkatkan untuk mengatasi tantangan hidup mereka dan menawarkan pengetahuan tentang masalah psikologis.

2. Aspek Sosial Budaya

            Manusia sangat erat kaitannya dengan makhluk sosial karena mereka saling membutuhkan untuk bertahan hidup. Tanpa bantuan dari orang lain, umat manusia tidak dapat menjalani kehidupan yang memuaskan. Manusia hidup bermasyarakat tanpa memandang asal usulnya. Mereka dianggap sebagai anggota kelompok masyarakat tersebut jika mereka pernah tinggal di lokasi yang sama. Kelompok masyarakat yang terbentuk memiliki interaksi sosial yang diatur oleh ketentuan nilai, norma sosial, dan kepercayaan budaya yang menjadi acuan; referensi ini dapat diperoleh melalui pembelajaran dan pemeliharaannya untuk generasi penerus bangsa (Prayitno, 1994: 171). Faktor sosial dan budaya sangat berpengaruh terhadap perkembangan tingkah laku anak, karena setiap orang merupakan produk dari lingkungan sosial dan budaya di tempat tinggalnya. Lingkungan sosial dan budaya setiap individu adalah unik, sehingga menghasilkan keragaman perilaku. Akan ada kontak dua arah antara konselor dan klien selama proses terapi, dengan konselor dan klien memiliki latar belakang sosiokultural yang beragam. Pederson dan Prayitno (2003) mengemukakan lima sumber hambatan dalam komunikasi sosial dan penyesuaian antar budaya yaitu 1) perbedaan bahasa, 2) stereoti, 3) kecemasan, 4) komunikasi non verbal, 5) kecebdrungan menilai.

3. Aspek IPTEK

            Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang membutuhkan penguasaan keahlian. Pengetahuan ini mungkin berbentuk dasar-dasar teoretis, pelaksanaan kegiatan atau layanan berkelanjutan. Ilmu Bimbingan dan Konseling adalah kumpulan informasi yang tersusun rapi dan teratur mengenai bimbingan dan konseling. Fokus kajian ilmu bimbingan dan konseling adalah dukungan yang diberikan kepada manusia, yang meliputi fungsi pemahaman, pencegahan, pertolongan, dan pertumbuhan. Ekstraksi ruang lingkup ilmu. Melalui wawancara, analisis dokumen, dan penekanan pada logika pemikiran dan pengelolaan lingkungan secara ilmiah, kepiawaian BK terungkap.

            Perlu adanya nasehat dan penyuluhan agar masyarakat dapat memahami dampak baik dan buruk dari pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengaruh yang menguntungkan lebih besar pada penerapan dan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang konseling, karena dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, seseorang dapat belajar dan menguasai teknik pemecahan masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kesiapan dan keluwesan konselor untuk memberikan layanan konseling. Banyak institusi dan universitas telah menarik mahasiswa baru menggunakan sains dan teknologi. Peran instruktur BK dalam situasi ini adalah untuk membantu siswa dan memberikan layanan terkait dengan pendaftaran iptek online. Namun cukup disayangkan materi pembelajaran BK di kelas terbatas dan tidak ada jam pelajaran BK. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah fungsi Konselor Konseling dimaksimalkan mengingat kekurangan materi dan jam lamaran. Jelas, ini tidak optimal untuk pekerjaan konseling; dengan demikian, teknologi dapat membantu instruktur konseling dalam mengurangi kesalahan ini, meskipun mereka tidak diharuskan untuk menyajikan informasi di kelas, karena segala sesuatu mungkin dilakukan dengan teknologi modern saat ini.

4. Aspek Globalisasi

            Globalisasi adalah penggabungan informasi global, pemikiran, gaya hidup, dan teknologi. Kemajuan teknologi internet, telekomunikasi, dan pertukaran pelajar semuanya berkontribusi pada kemajuan globalisasi. Menurut Selo Soemardjan, globalisasi adalah proses pembentukan saluran komunikasi dan organisasi internasional yang menganut seperangkat standar yang sama. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan teknis, pasar yang saling berhubungan dan barang ekonomi negara, peningkatan tantangan bersama, dan adanya kontak budaya dan aktivitas perdagangan adalah fitur globalisasi. Munculnya globalisasi disebabkan oleh dua sebab, yaitu kekuatan internal yang diakibatkan oleh kehendak negaranya sendiri dan kekuatan eksternal yang diakibatkan oleh pengaruh bangsa lain.

            Sadar akan laju perkembangan globalisasi yang semakin cepat, profesor konseling harus bergerak cepat untuk memberikan arahan dan bimbingan tentang efek negatifnya dan untuk mempromosikan manfaat yang bermanfaat. Dalam kondisi seperti inilah BK membutuhkan fungsinya untuk membantunya mengatasi kesulitan globalisasi saat ini. Salah satu minat BK adalah pemanfaatan alat atau media komunikasi, serta informasi elektronik, seiring dengan semakin kompleksnya teknologi. Penggunaan teknologi dapat mengubah praktik BK yang masih konvensional. BK harus dapat membantu siswa dalam memaksimalkan potensi dan pengembangan diri dalam rangka melawan globalisasi. BK harus mampu menyesuaikan diri dengan maraknya globalisasi dan melatih siswa agar tidak disesatkan oleh hal-hal yang buruk, selain beradaptasi dengan keadaan dunia saat ini. Ketika teknologi dapat digunakan untuk BK, itu menjadi signifikan di era globalisasi.

 

Daftar Puastaka

Amti, Eman dan Prayitno. 1999.Dasar-Dasar Bimbingn dan Konseling.Jakarta: Rineka Cipta

Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003.tentang sistem pendidikan nasional.

Prayitno dan Erman Amti. (1994). Dasar-dasar bimbingan dan konseling, Jakarta: Rineka Cipta.

Prayitno. 2003. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Padang: Ghalia Indonesia.